Sejenak pikiranku melayang beberapa tahun silam. Saat aku pertama kali mengenalnya. Sosok yang begitu dewasa dan sekaligus usil. Dia berhasil menaklukkan hatiku, Ya, aku takluk dibuatnya, entah karena apa. Mungkin Tuhan memang sudah mengaitkan hatiku dengan benang merah ke hatinya. Terimakasih Tuhan. :')
Rindu yang menyesak di dada, tidak ada yang bisa aku perbuat. Jarak yang membentang, waktu yang terus berputar. Rindu itu sakit. Bahkan suara denting jam dinding pun terdengar menyakitkan. Tidak bisakah Kau percepat waktu sampai dia datang, Tuhan? Rindu yang menyesak sampai ke paru-paru, hingga kadang tak bisa aku tahan hingga pecahlah air mataku. Biarkan saja, toh dia tidak tahu aku menangis. Kalau dia sampai tahu, pastilah aku habis dimarahinnya. Dasar galak! :')
Tuhan, bisakah aku minta satu permintaan? Tolong jaga dia di saat jarak memisahkan kita, di saat aku tidak bisa menerima kabar apapun darinya, Tuhan. Mungkin aku bisa tetap tersenyum dan tertawa, tetapi kekhawatiranku tidak bisa dihapus begitu saja. Rindu itu ada di setiap akhir doaku, di akhir sujudku, untuk orang-orang tersayangku. Jaga dia ya, Tuhan. Aku mohon. Amin.
"Aku bukan pecinta sempurna, aku bukan juga seorang pujangga, terkadang kalimatku pun tak bermakna."
"Aku hanya punya tempat di hati dan pikiranku untukmu yang bisa ku berikan padamu sementara keadaan yang seperti ini."
"Aku disini untukmu kapanpun kau datang mencari takkan aku beranjak pergi selamanya."
" Aku masih tetap disini, mengunci hati hanya untuk namamu."
" Aku masih tetap disini, mengunci hati hanya untuk namamu."
- Sail Over 7 Seas -
Thank you so much for everything, dear. : )